What can I do right now is just pray and pray. I already do the best. I'll make both of my parents proud of me.
About the national exam
Mungkin saya lebih beruntung, bisa merasakan apa itu buku-buku cetak yang lengkap untuk belajar dengan baik, mempunyai kelas, bangku, dan kursi untuk saya belajar dengan nyaman, bisa mengikuti bimbingan belajar untuk meningkatkan kemampuan belajar saya nanti. Tapi bagaimana dengan teman-teman saya yang ada di daerah pelosok? Yang bahkan untuk ke sekolah saja harus melewati aliran sungai yang deras? Atau berjalan kaki sangat jauh? Atau yang tidak mempunyai buku-buku seperti kami, atau bahkan kelas yang layak untuk belajar. Apakah itu adil bagi mereka? Apakah dengan soal ujian bertaraf internasional, yang kabarnya mengadopsi soal dari PISA (Progamme International Student Assesment) yang sama diberikan kepada siswa di Jakarta dengan fasilitas sangat lengkap, dan diberikan kepada siswa daerah pelosok yang terkadang listrik saja belum menjangkau daerah itu. Apakah itu adil? Ujian nasional diberikan kepada mereka yang tidak merasakan fasilitas bertaraf nasional? Dan diberikan beberapa soal internasional? Bisakah mereka, dengan segala keterbatasan, bisa memahami soal yang SAMA SEKALI BELUM PERNAH DIPELAJARI dengan baik? Sedangkan ujian nasional ini sendiri adalah PENENTU KELULUSAN selama bersekolah 3 tahun. adilkah itu 3 tahun perjuangan dibayar mahal dengan 4 hari? Padahal, belum tentu setiap kemampuan siswa sama. tidak semua siswa bisa menguasai 4 mata pelajaran ujian nasional dengan baik sekaligus. Setiap manusia, jenius dengan kemampuan nya masing-masing dan standarisasi adalah musuh utama kekreatifan.
CLICK : Tanya jawab tentang Ujian Nasional
About the education system
Menurut saya pribadi, jujur, Indonesia belum memiliki sistem pendidikan yang baik. Finlandia adalah negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia, memiliki sistem pendidikan yang ramah terhadap siswa, namun juga membuat siswa siap menghadapi kehidupan berbasis ilmu pengetahuan. Contoh kecil nya adalah Masa Orientasi Siswa. Di Indonesia, Masa Orientasi Siswa membuat siswa-siswa baru diperlakukan tidak wajar, dipaksa untuk tunduk kepada penguasa, dan sadarkah perlakuan jika ini membuat pribadi seseorang yang lemah dan gampang untuk ditindas? sedangkan di negara-negara maju, siswa diperlakukan secara manusiawi dan ramah, serta membimbing para siswa untuk menjadi seorang pemimpin. Seperti di Jepang, program Masa Orientasi Siswa di sana adalah mengajak siswa belajar di luar sambil mengenali seperti apa itu kehidupan, mengenalkan seperti apa pendidikan itu, membuat para siswa rileks dan tidak canggung. Kemudian, di Indonesia, siswa di ajarkan untuk menghafal rumus, dan bisa menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara yang memang sudah diajarkan. Mutlak. Sedangkan di negara-negara maju seperti Singapura, siswa diajarkan untuk memahami bagaimana struktur soal itu, bagaimana cara memahami soal itu, dan bagaimana cara penyelesaiannya. Indonesia butuh metode pengajaran seperti itu. Dan masih banyak lagi, sistem pendidikan yang harus kita perbaiki. Sistem pendidikan yang baik adalah bekal, untuk kami, para generasi muda, belajar dan mempersiapkan diri untuk membuat Indonesia semakin maju.
Best regards
Sharin Maulidya
